Jumat, 27 Maret 2015

Dampak Dari Sebuah Ilmu Yang Kamu Sembunyikan

Dampak Dari Sebuah Ilmu Yang Kamu Sembunyikan  

Seoggok kalimah yang tertanam disanubari kita itu adalah ilmu, ilmu (ilm) adalah satu kata dasar dari  bahasa arab dari masdar (alima ya'lamu ilman)  mempunyai artian mengetahui atau memahami, ilmu yang ada di dalam hati-fikiran kita yang kita peroleh  adalah bersumber dari berbagai kumpulan-kumpulan dari  pengetahuan baik pengetahuan  agama dan pengetahuan umum (secience). Sumber  dari pengetahun yang utama adalah berpulang dari Al-qur'an Hadis Ijma' dan qiyas.  Al-qur'an-Hadits pada zaman dahulu banyak memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi ilmuwan-ilmuwan menjadi sebuah illustrasi dan daya fikir tersendiri dan menghubah paras-paras dunia ilmu pengetahun menjadi ilmuwan-ilmuwan muslim yang handal, ilmuwan  yang tak henti-hentinya memberikan suatu temuan-temuan ilmu yang dinamis dan spektaculer lihat saja pengetahuan astronom-fenomena alam - ilmu hayati dan banyak lagi yang lainnya. Akan tetapi bagaimana perkembangan selanjutnya setelah masa keemasan berakhir mereka dari kebanyakan  kita selama ini justru  memakai ilmu pengetahuan aliran-aliran dari barat dimana pengetahuan barat adalah mensitir dari pengetahuan ilmuwan-ilmuwan yang sudah pernah diketemukan oleh ilmuwan-ilmuwan pada zaman dahulu. Itulah perkembangan ilmu yang sekarang ini semakin deras dalam perkembangannya. Saat ini kita ditantang bagaimanapun ilmu yang masih bercokol di benak kita adalah sebuah ilmu yang harus di sampaikan kepada siapa saja,  tidak terkecuali tanpa ada  sepenggalpun dari ilmu kita untuk menyembunyikan kepada orang lain yang ingin membutuhkan pencerahan untuk mengetahui akan hal-ihwal yang berkaitan tentang permasalahan ilmu,  baik ilmu pengetahuan terutama adalah ilmu agama yang kita geluti bersama, dimana ilmu pengetahun agama banyak memberikan konstribusi untuk menjawab berbagai masalah yang kita hadapi selama ini. Ini ada petikan suatu hadis yang bunyinya begini :  (man suila an ilmin fakatamahu uljima yaumal qiyamati bilijamin minan naar) mempunyai artian demikian  :  " barang siapa ditanya tentang suatu ilmu lalu disembunyikannya, maka orang itu dihari qiyamat akan dikekang dengan kekangan api neraka " (HR. Riwayat Abu Dawud).
Bagaimana kita mensikapi hadits di atas apakah kita harus diam seribu bahasa dan tidak tahu menahu apabila seseorang yang ingin mencari tahu atau menanyakan sesuatu hal kemudian kita tidak memberikan pernyataan sedikitpun diam tak berjawab ?  Lalu tugas siapa yang harus menjawabnya dari permasalahan yang daqiqil-ied untuk menjawabnya ? ataukah akan menjawab dengan lantang  mengacungkan jari  secara rame-rame,  itu tugase kiyai dan mubaligh mbah-Ndoli... ya sudah kalau begitu meneng wae mbah ?

Hadits Ini Ditunjukan Kepada Siapa ?
Ini adalah tugas kita bersama dalam menuntut ilmu disemua lini, sehingga kita semua mengerti dan alim / mengerti apa dan permasalahan yang ada di depan kita, dengan mengajak kita kepada kebenaran haq dari yang bathil itu adalah sebuah (amr) perintah kepada yang (ma'ruf) contoh kecil jawaban sederhana untuk menjawab suatu permasalah, permasalahan dari  kebenaran yang kita terima adalah tidak bertentangan dari koridor dengan aturan-aturan norma  agama yang berlaku. Mengajak kebaikan tanpa melanggarnya  itu adalah suatu tugas kita untuk menuju kejalan kebaikan dan menunjukkan jalan  yang lurus. Kewajiban mencari ilmu baik laki-laki dan perempuan adalah fardlu ain  tak terkecuali,  hadits nabi yang diriwayatkan oleh  Abu Dawud ini ditunjukan kepada kita semua muslim, hadits ini ditunjukkan kepada kita untuk selalu dan selalu belajar setinggi-tingginya sehingga kita mempunyai ketinggian derajat ilmu yang kita kuasai dan amalkan, dengan ketinggian ilmu permasalahan yang ada di sekeliling kita akan bisa terjawab secara lebih detail dan sempurna, kita harus semangat menuntut ilmu karenanya ada sebuah perumpamaan bahwa ; "orang yang mencari ilmu kemudian tidak menyampaikan kepada  orang lain bagaikan ia mengumpulkan harta tetapi dia tidak menafkahkannya" ini sebuah tugas mulia kepada guru, dosen, kiyai -ustadz untuk selalu memberikan seluruh ilmunya kepada anak didik, mahasiswa dan para santri tanpa terkecuali dan bukan   sebaiknya  menyembunyikan atau menahan dari satu masalah padahal mereka tahu dan mengerti serta faham akan masalah yang mereka hadapi, atau bahkan mereka malah  mempermainkan hukum-hukum Allah yang hollyness. Apabila mereka memberikan kesaksian yang palsu dan sengaja memberikan jawaban yang keliru (menyembunyikan satu jawaban) maka ini hadist nabi menjawabnya dengan jawaban uljima-bilijamin minan naar, di belenggu di lehernya dengan belenggu api dari api-jahiim. Kemudian   bagaimana apabila ada suatu permasalahan yang kita hadapi kita tidak bisa membedah mengkoyak permasalahan dan tidak bisa menyelesaikan permasalahan secara detail tidak mampu menjawab solusi itu,  karna takut akan terusan hadits nabi yang memberikan sinyal yang begitu dahsyat akan siksaNya? Seperti pada saat nabi menyaksikan ayat hukum rajam . 
         
Tugas Siapa Menjawabnya ?        
Bila ada permasalahan yang ghorib-ghorib lebih baik diam atau menahan jawaban sampai waktu yang ditentukan untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang dipermasalahkan, ini adalah langkah tawadlu' kita pada ilmu yang kita miliki. Kita berikan / bertanya kepada yang mengetahui permasalahan itu bertnaya kepada yang alim (mengerti segala permasalahan) semisal ada orang yang meminta fatwa dari orang yang masuk islam (muallaf) tentu mulai dari mandi besar kemudian berikrar bersahadah tauhkhid dan sahadah rosul,  melakukan tata cara sholat maktubah dan rangkaian-rangkaian ibadah lainnya, atau meminta fatwa adanya hukum halal dan haram dan hal ini jangan ada menyembunyikan atau memberikan keterangan dengan memberikan hukum  perkataan hukum setengah halal dan setengah hukum haram (berbahaya).  Bila kita dimasa nabi kita cukup bertanya kepada belaiu akan tetapi kita hidup dizaman global kita hanya bersandar kepada Al-qur'an dan hadits beliau dan riwayat - qissah hujjahNya yang pernah di paparkan dalam sebuah hadits, dalam hal ini Nabi  menjawab hukum rajam oleh para rahib dan pendeta Nashoro :
Orang Yahudi bertanya kepada Rosulullah tentang hukuman rajam ,  Rosul bertanya ; Apa yang kalian dapati tentang hukum rajam di dalam kitab Taurat, mereka menjawab ;  hukumamn pezina di dalam Taurat adalah di umumkan dan dicambuk....Abdullah Bin Salam  berkata ;  Kalian berdusta, karna didalam Taurat terdapat hukuman rajam (bagi pezina yang telah nikah) kemudia mereka mengambil kitab Taurat dan membukanya lalu salah stu dari mereka menutupkan tangannya pada bagian yang berisi hukuman rajam, sehingga dia hanya membaca ayat sebelum dan sesudahnya, melihat itu, Abdullah Bin Salam berkata ; Angkat tangan mu, maka diapun mengangkat  dan ternyata memang ada ayat rajam di Taurat, mereka berkata ; Wahai Muhammad memang benar dalam Taurat maka Rasulullah merajam keduanya. (HR Al-bukhori - Muslim). Sebuah hukuman rajam sampai mati yang diberikan oleh zina mukhson dengan ditanam hidup-hidup sampai batas kepala kemudian di lempari batu sebesar genggaman tangan dewasa tanpa rasa belas kasihan hingga maut menjemput, tsumma na'udlhu billah min dzalik (semoga kita semua dijauhkan dari segala  itu semua....Aamiin). fadholi11@gmail.com      

Sabtu, 21 Maret 2015

Utlubul Ilma Walau Bissini Fainna Tholabal Ilmi Faridlotun Ala Kulli Muslimin

Utlubul Ilma Walau Bissini 
Fainna Tholabal Ilmi Faridlotun 
Ala Kulli Muslimin

Sebuah slogan bagi kaum terdidik pelajar - mahasiswa akan tertantang maju kedepan melaju diatas reel sejauh mana  mereka ini  membekali ilmu setinggi-tingginya,  bergelut dengan research mencacah segudang buku-buku yang diserap dan amalkan, akankah ini bisa memenuhi syarat dan kreteria untuk melanjutkan prestasi ke jenjang strata selanjutnya,  hanya pelajar-mahasiswa yang berprestasi dan mempunyai comelaude bisa menyandang S2 dari barat, tidaklah dikatakan sarjana yang berhasil sebelum mereka menyandang dan mengantongi bertumpuk gelar S2-S3 dengan titel MBA-MSc-Lc-Prof-Doktor yang mereka dapat dari jebolan-jebolan Australia - America -Malaysia - Singapura - Inggris -Newseland - Maroco. Mau seperti mereka dengan menggondol selangit prestasi, tetulah seseorang  menyelesaikan kerja keras extra menjadi pertimbangan pertama dengan syarat Toefl dengan menghafal diluar kepala bahasa inggris sistem lebih dari sistem Toefl A 550 dan Toefl B 570  yang harus dikuasai dengan sempurna lihai mengungkapkan bahasa dengan pasif - maupun aktif, bukan hanya itu saja ia harus mempunyai segudang pengalaman pekerjaan lebih-lebih mengajar prifat selama beberapa kurun waktu yang ditentukan 2-3 thn  plus  bersertifikat dan mereka juga piawai didalam pengalaman organisasi-organisasi  baik intern dan exteren campus exam. Mapala - BEM - PMII - HMI dan yang terakhir mampu dan cakap yang  harus dimiliki oleh sosok pascasarjana yang harus all-aut  nomber-one,  mampu memberikan motivasi baik secara publik juga memiliki inovasi - wawasan yang luas,  mempunyai fisi-misi kedepan dengan membuat karya-karya tulisan ilmiah yang bisa menelorkan sebuah maha karya yang patut diacungi jempol oleh khalayak yang   dapat dipublikasikan dan mempu membuat sebuah perencanaan  penelitihan / research masa depan dan semua yang dibutuhkan prasyarat S2. Andaikan syarat itu tidak di miliki maka akan lumpuh ditengah jalan untuk mengkais paskasarjana di luar negeri mandek sampai disini. Bagaimana dan mengapa  hal ini menjadi sesuatu yang penting untuk kita simak sementara ini paskasarjana-paskasarjana yang membawa harum bangsa kita semuanya dari lulusan-lulusan dari negara-negara  Australia - America -Malaysia - Singapura - Inggris - Newsealand - Timur Tengah - Maroco . Master of sains dari kebanyakan adalah dari negara-negara tersebut, lantas kemudian kita mencari dimana S2 kita yang berasal dari  Asia Timur - seperti Tiongkok- China yang kini sudah merdeka menamainya dengan Republik Rakyat China (RRC),  karnanya dengan menyimak sejarah-cina pada zaman nabi tarik-ulur masa peradabannya, memberikan sebongkah sejarah yang unik yang bergoresan dengan untaian hadits.  Apakah  ini menjadi  sebuah paradok's  atau pertanyaan yang seolah-olah bertentangan dengan pendapat umum bahwa tututlah ilmu sampai kenegeri China? ataukah ini hanya soal waktu dan tempat  saja perumpamaan dari hadits nabi untuk mencari ilmu (Utlubuh Ilama Walau Bissini) ? Bagaimana esensi hadis Nabi itu sendiri untuk mencari ilmu ke negeri sebrang (daratan China) ?

Sebuah Paradok's  ( History's Of True)
Semua orang tak akan memberikan kata sepakat bahwa master-master S2 dari Asia Timur sebut saja China ini dari bumi pertiwi cuman hanya bisa dihitung dengan jemari, melainkan minim sekali master-master yang ada. Akan tetapi bila kita memincingkan mata kita di dunia China apa yang kita dapati adalah lebih dari apa yang kita terima, bahkan negara China info yang paling extrem adalah akhir-akhir ini China berusaha menarik siswa-siswi dari seluruh dunia tak terkecuali Indonesia  untuk studi pasca sarjana disana,  Scholarship of International mengatakan bahwa level peringkat  mempunyai produk-produk kwalitas pendidikannya sangat tinggi dan diakui secara Internasional, bahkan dalam bidang study lebih populer dari negara-negara maju lainnya, seperti hubungan internasional - disiplin bisnis - tehnologi informasi / industri besar elektronik dan exportir pertanian terbesar seluruh dunia dan sebagian besar shof ware and hard-ware yang dimiliki oleh negeri ini adalah salah satunya import dari mereka. Kita akan dibuat KEPPO dengannya apa yang ada adalah benar dan membenarkan sejarah - bahwa peradaban yang di miliki masyarakat China pada zaman pemula kebudayaan China telah memberikan sebuah petisi tersendiri hingga ada sebuah hadits yang menggambarkan begitu kemajuan penemuan dan kemapanan peradaban China, baik di lihat dari kekuatan fikiran rakyat yang menghasilkan kemakmuran hingga saat-saat sekarang ini. Sejarah membuktikan pada  kepemimpinan nabi di Jazirah Arab 12 tahun setelah wafat beliau (-/+ 640 M)  tampuk kepemimpinan  di pengan oleh khulafaur rosyidin Abu Bakar Assiddiq kemudian Usman Bin Affan, nah pada pemerintahan Usman Bin Affan ini melakukan expansi dan menaklukkan kota Bezantium dan Persie saat itu Kholifah mengirim expedisi ke China untuk tujuan bisnis dan perdagangan saat itu China sudah sangat maju dengan negara-negara lain (650 M) exspedisi ini menghasilkan perjanjian Kholifah dengan China dengan sebutan History Of Islam In China.   Kemajuan  China modern yang saat sekarang ini bisa memadukan 5.000 tahun sejarah peradaban dengan tehnologi tinggi dari kota-kota mereka, lebih-lebih lagi dari peradaban keilmuannya yang selalu terus berkembang. Jadi tidak jauh dari rimbanya hal ini cocok dan sesuai  yang berulas di penggalan hadits nabi Utlubul Ilma Walau Bissini adalah sebuah sejarah peradaban yang benar-benar nyata adanya  hingga dari zaman ke zaman. 

Soal Waktu - Tempat Dan Esensi Sebuah HaditsMencari ilmu merupakan kewajiban bagi kita orang-orang yang diberikan fikiran, suatu yang ironis bila mencari ilmu  mengingat akan waktu dan tempat, waktu dan tempat bukanlah suatu ukuran untuk berhenti mencari ilmu pada saat sekarang ini, akan tetapi akan berbeda menuntut ilmu pada zaman dahulu,  zaman yang serba kurangnya fasilitas juga penuh dengan keterbatasan baik keterbatasan waktu belajar dan perjalanan yang ditempuh,  ini merupakan suatu sindiran ataukah  motivasi pada waktu itu untuk mencari ilmu apakah ada niatan kesunguh-sungguhan mencari ilmu sampai kenegeri yang paling jauh sekalipun sebut saja  China, ada beberapa artian yang penting dari negeri China itu sendiri untuk menuntut ilmu.  Pertama China disini adalah sebuah kiasan nama untuk menempuh berbagai ilmu tanpa mempersoalkan tempat belajar,  mengapa  harus ke China?  Mengapa tidak ke Eropa atau mengapa tidak ke orang-orang Yahudi saja yang lebih pandai dan pintar dalam hal ilmu  atau ke Ali Bin Abi Tholib (Karromallahu Wajhahu) yang diberikan karomah Allah atas dirinya bahwa karnanya Nabi sudah berikrar "Ana Madinatul Ilmi Wa Aliyun Babuha ( Saya adalah kotanya Ilmu dan Ali  pintunya). Kedua China disini adalah kota China sendiri sebagai objek untuk pencaharian ilmu-ilmu yang berhubungan dengan ilmu-ilmu furu'iyyah (cabang-cabang dari ilmu yang lain) yang bersumber dari Alqur'an dan Hadits seperti ilmu  Thib (ilmu-pengobatan kedokteran) tehnologi dan bisnis. Adapun tentang esensi hadits / kandungan hadits itu sendiri tidaklah menjadi garapan apakah hadits ini maudlu' atau lemah adalah dipandang penting sejarah menoreh peradaban yang sensasional mengenai exixtensi hadits itu sendiri untuk memotifasi kuatnya dalam menuntut ilmu yang terbentang, dan sejauh mana hal ini menjadikan para cendekia al-hadits mensikapinya. Bahwa hadis ini tidak bisa digunakan sebagai dalil apapun baik untuk aqidah syari'ah maupun akhlaq fadhoilul a'mal. Melihat dari sini ada rangkaian hadits selanjutnya dari Utlubul Ilma Walau Bissini dan Fainna Tholabal Ilmi Faridlotun Ala Kulli Muslimin.  Kalimat kedua (Fainna Tholabal Ilmi Faridlotun Ala Kulli Muslimin) ini adalah hadits shokheh yang diriwayatkan Imam Baihaqi dalam kitab Syu'ab Al-Imam, Imam Athobroni dalam kitab Al-Mujmal Al-Shoghir, dan Al-Mu'jam Al-Ausath, Al-Khatib Albaghdady dalam kitab tarikh baghdad - Wallahu A'lam Bissowab. fadholi11@gmail.com     


Sabtu, 14 Maret 2015

Sebuah Dzikir-Dawam Yang Berujung Di Nafasmu

Sebuah Dzikir-Dawam Yang Berujung Di Nafasmu

Demikian celetuk yang di lantunkan oleh gus Zahry-Tamam didalam kelakar di facebooknya dengan berseloroh bahwa, tiap yang mengaku islam memang harus mengerjakan sholat tapi belum tentu 5 waktu apalagi 7 waktu dan sholat itu gampang,  yang susah itu "sholat terus" ? hal ini menjadi sesuatu yang panjang bila di rangking dalam suatu comment karna stattus yang mereka ungkap adalah sesuatu yang paling esensi, kewajiban setiap insan-mouslim mukallaf (yang bebani),  kemudian  memberi arti penting kenapa sholat begitu gampang terucapkan dan begitu sulit utuk menjaga dan menjalankannya. Yang menjadi pertanyaan serius adalah bukan di gampangnya-sholat  bukan di susahnya-sholat akan tetapi di pertanyaan (sholat yang terus-menerus) bila di lirik kita bisa menangkap disana ada dua jawaban sekaligus yaitu ; pertama "sholat - terus" yaitu sholat yang dilakukan dengan terus menerus yang berkelanjutan sesuai waktu-waktu yang yang telah ditentukan seperti sholat maktubah,  dan harus dijalankan dengan tartib menurut aturan-aturan syar'i tanpa ada waktu yang tertinggal dan terhenti tanpa mengqodlo sholat, sedangkan jawaban kedua adalah maksud sholat disini adalah sholat beristilakhi do'a - dzikir,  sebut saja menurut pemahaman kita sebut dengan dzikir-dawam (sholat-dawam) is dzikir yang dikerjakan secara kontinyu bersambung sepanjang masa tak terputus hingga akhir hayat kita, adalah sebuah cara dzikir yang alami dilakukan dengan penuh perhatian penghayatan yang hadir pada diri-sendiri  tanpa henti, tiada memperdulikan dimanapun tempatnya hempasan dzikir tetap dilakukan tanpa memikirkan situasi dan kondisi, itulah dzikir-dawam dzikir yang berkelanjutan tanpa mengenal kurun waktu dan tempat, dalam keadaan terjagapun dzikir akan selalu menggema disetiap langkah, mengapa dinamakan dengan syarat dzikir-dawam,   apa isi bacaan dzikir-dawam itu, apakah nabi pernah memerintahkannya dzikir-dawam ini?

Dzikir Dawam Dengan Nafas.
Dzikir dawam (dzikir yang dilakukan secara kontinyu) terus menerus dengan tanpa henti, baik menggunakan hitungan biji tasbih atau tasbih digital juga bisa semacamnya untuk menhitung bilangan-bilangan dzikir yang sudah ditetapkan, atau menggunakan guratan jari-jemari yang dihitung berulang hingga mencapai hitungan tertentu, atau juga menggunakan biji-biji dari tanaman2 mungkin batu kecil / kerikil yang kita bisa dapati dihalaman rumah kita  dan banyak lagi lainnya, begitu juga kita bisa menggunakan keluar masuknya nafas kita,  yaitu nafas yang kita hirup dan  nafas yang kita keluarkan lewat hidung. Ini adalah sebuah methode kita untuk berdzikir dawam dengan melepaskan dan mengeluarkan nafas dengan keadaan kesadaran penuh,  mengingat Allah dengan sadar bahwa dialah yang menjadi creator seluruh planet - dunia dan seisinya dengan segala ciptaannya.  Dengan menggunakan indra penghirup udara yaitu nafas kita tidak perlu menggunakan biji-biji tasbih  dan ruas-ruas jemari akan tetapi dengan menggunakan  nafas dari hidung dan mengeluarkan nafas dari paru-paru beserta hati sebagai pengendalinya,  berdzikir dengan nafas  yaitu kita isi  nafas itu dengan kalimat-kalimat dzikir dengan kalimat-kalimat dzikir tanpa berbilang berpuluh-dzikir beratus-ratus dan beribu-ribu bahkan berjuta milyar-dzikir tanpa kita jumlah hitungannya bahwa dzikir ini akan selalu ada pada saat kita bekerja, pada saat kita melakukan perjalanan jauh,  pada saat kita melalui pematang dan melihat keindahan alam pegunungan juga  menyaksikan keagungan-keindahan pantai lainnya, menyaksikan tv,  keadaan  belajar tetap kita berdzikir tanpa kita perintah, dimana orang yang selalu berdzikir dan  mendawamkannya tak akan bisa lepas sampai sepanjang masa. setelah kita bisa melakukan rangkaian ini siapapun orang akan mendapati dan bisa mencicipi begitu manis-legitnya agama yang kita peluk selama ini.
    
Kaifiyah Dzikir-Dawam.
Mengapa kita mengingat Allah dalam keadaan sadar, apakah membaca kalimat syahadatain ketika mualaf (masuk islam pertama kali) dengan fikiran sadar, mengerjakan semua  rukun islam - mempercayai semua  rukun iman harus kita lakukan dan mengerjakan dalam keadaan sadar ? untuk melakukan dzikir-dawam metode sadar diperlukan, seperti tauladan yang dipaparkan seorang kyai yang memerintahkan 10 (sepuluh) santrinya untuk menyebelih seekor ayam dengan syarat tidak ada orang lain yang mengetahuinya, syahdan dimana  semua santri didapati ditangannya penuh dengan sayatan ayam-mati dan darah,  hanya seorang santri yang tidak bisa melakukannya karna tidak ada tempat yang terlihat oleh orang lain terkecuali Allah beserta hambannya, butir sadar disini adalah bahwa kita sadar bahwa sang pencipta tidak jauh dari kita. bisa kita  lihat firmannya  "Dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya" (QS . Qof : 16)     
Membaca bacaan dzikir-dawampun demikian harus melakukannya dengan sadar, dilalui dengan memulai menghirup udara  melalui nafas hidung  / sedot nafas kemudian  hati berucap Hu..... (dia Allah)  kemudian mengeluarkan nafas melalui rongga hidung seraya  hati berucap ......Allah. atau kita bisa menggunakan kalimat toyyibah laa ilaa ha illallah, juga bisa berdzikir tasbih dan banyak lagi kaifiyah-kaifiyah dzikir yang disukainya. Satu nafas satu dzikir  -  Sebuah latihan olah-diri yang mungkin hanya orang-orang tertentu saja yang memilikinya dan hanya orang-orang yang dibukakan cakra-nya yang punya dzikir ini dan bisa bertautan dengan dzikir,  akan tetapi sudah menjadi suatu kebutuhan bahwa dzikir-dawam ini semua orang awwampun bisa dan harus memilikinya tanpa terkecuali, untuk selalu berdzikir ila robby,  sepanjang cakrawala mengintasi angkasa untuk selalu mendawamkan dzikir - dzikir-dawam.  Bagi yang gemar berolah raga pernafasan hal ini tidak asing lagi untuk melakukan rangkaian methode tersebut, karna setiap langkah gerakannya dibiasakan untuk selalu ingat dzikir dan selalu mempraktekkan baik didalam dan diluar latihan.   Inilah cara walisongo untuk mengusir penjajah ditanah air yang kita cintai ini, tanpa menggunakan senjata laras panjang cukup dengan bambu runcing dan berharap ma'unah / pertolongan dari Allah semata.  

Dzikir-Dawam Nabi . .
Nafas itu suatu jauhar yang masuk dan keluar dari badan, sehingga apabila menjadi kurang ilmunya maka ia akan jahil namanya. Anfas tidak masuk dalam tubuh dan tanaffus tidak keluar dari pada badan sedangkan nafas itu masuk keluar lewat badan.  Hidup setiap manusia dalam dunia itu adalah dengan nafas dan hidup setiap manusia itu didalam akherat adalah dengan tanaffus.Artinya nafas disini adalah organ metabilisme yang fital  dalam tubuh dimana keluar masuk udara  lewat mulut kita, nufus adalah yang keluar masuk melewati kedua rongga hidung kita, anfas dimana keluar masuk udara lewat kedua belah mata,  dan tanaffus udara yang keluar - masuk melalui telinga.
Rangkaian antara nafas-nufus-tanaffus-dan anfas mempunyai dzikir yang berbeda-beda penulis hanya memberikan methode dzikir dawam nafas-nufus dengan menggunakan Hu-Allah - kalimat thoyyibah  sedangkan ke anfas dan tanaffus ada rangkaian dzikir-dzikir tersendiri yang lebih terperinci dan banyak lagi kegunaan dan manfaat disana, adapun  manfaat  disetiap dzikir nafas - nufus adalah disamping menjaga kebugaran tubuh kita menghilangkan ion-ion negatif / mengobati tubuh dari rasa sakit, dengan menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan zat lemas/karbondiogsida (CO2) tubuh akan terasa fit bugar sepanjang hari - juga mempunyai investasi akherat dengan melakukan dzikir-dawam. walaupun kita melakukan dengan sedikit demi sedikit akan tetapi kalau kita menjadikan dzikir-dawam menjadi sebuat habitually-kebiasaan tidak ada alasan bawa hal ini yang di senangi oleh Nabi bahwa - amalan manusia yang penting adalah bukan banyak atau sedikit, akan tetapi " sebaik - baik amalan ialah yang senantiasa istiqomah dilakukan sedikit langgeng dan terus menerus demikian dzikir-dawam ini.   Agar hidup kita di dunia tidaklah sia-sia monggo ikuti jejak-jejak suci beliau termasuk bersibuk diri dengan melakukan dzikir-dzikir dawam melalui gerakan-gerakan pernafasan atau mencari kesibukan dengan barang yang berguna.  Apa yang disabdakan   Nabi  " Barang siapa yang keluar masuk nafas dengan tiada dzikir maka sia-sialah ia"  Ini mengapa menjadi mungkin untuk kita tela'ah dan menjadi sesuatu tadabbur dimana  perenungan yang menyeluruh untuk mengetahui masksud dan makna dari suatu ungkapan secara mendalam termasuk mengetahui makna dari ungkapan sebuah dzikir-dawam yang berujung di nafas-nufus tanaffus dan anfas adalah sesuatu yang tiada sis-sia adanya. fadholi11@gmail.com

Senin, 09 Maret 2015

Samakah Batu Akik-mu Dengan Khotam-Nabi Yang Disunnahkan

Samakah Batu Akik-mu Dengan Khotam-Nabi Yang Disunnahkan

Sebuah gumpalan batu alam yang terdiri dari microkristalin koarsa (silika) dari  endapan fosil ribuan tahun yang bercokol di sepanjang samudra dari sabang - merauke, juga bisa  didapat dipesisir sungai dipegunungan osango ditemukan giok yang tak ternilai hargnaya, batu-batu sedimen disekeliling bukit - disepanjang pegunungan, batu-akik bisa kita temui ada di bawah lava saat erupsi/letusan gunung, juga hasil tambang berupa menek - emerald - coral yang  menghasilkan  bebatuan yang di kenal dengan bebatuan mulia,  di bentuk dengan ketelitian dan kepiawaian jemari membuat batu ini begitu digemari dan banyak diburu oleh banyak orang karna memberikan penampilan cerah di setiap mollusca-urat dan serpihan serat - salur bahkan berserat ala profil, karena ditemukan profil seorang putri-bidadari ada disana. Mengapa batu yang satu ini banyak menyedot perhatian disemua dikalangan, apa yang melatar belakangi mereka sehingga gandrung akan batu akik ini ? ada beberapa jawaban sembarang-sementara yaitu diantaranya yang pertama adalah  sekedar memenuhi hobi, kedua harga yang sangat signifikan dan ketiga adalah alasan klasik selanjutnya yang ke-empat adalah sebagai sunah nabi, mungkin itu salah satu alasan dari mereka mengapa akik menjadi primadona dan bumming pada saat sekarang ini.

Pertama, adalah Hobby, tiada orang yang melarang seseorang menyenangi segala sesuatu yang disukainya yang dalam hal ini adalah batu cincin,  untuk menyalurkan kegemaran mereka yang bermula ia menjadi pengumpul dari sebutir souvenir hingga terkumpul ratusan butir batu-cantik yang kini orang cari, sebut saja collector, sebagai collector harga tidak menjadi masalah yang terpenting adalah bagaimana ia bisa mendapatkan seabrek benda-benda  yang menurut dia adalah sesuatu yang bernilai-harganya walau tak takut mereka merogoh kocek berapapun harganya tetap ia buru hanya karna suatu hoby / mengejar selaksa hoky.
Kedua,  adalah harga yang tinggi, batu akik yang mempunyai nilai citra yang tinggi seperti halnya batu giok. di nagan raya - kota Aceh, masyarakat dekat kaki- bukit pegunungan berbondong-bondong tidak henti-hentinya mencari batu-alam disetiap jengkal-tapak galian yang dilaluinya, bahka sebagaian lahan mereka terpreteli karna hanya untuk mendapatkan bongkaha-bongkahan batu untuk dijadikan sebagai batu akik untuk memenuhi kebutuhan primer mereka.  
Ketiga  adalah alasan klasik,  Diyakini disana ada sesuatu yang menjadi temuan bahwa didalam batu-akik itu ada khasiat yang apabila digunakan dalam waktu beberapa lama batu-akik akan memberikan tuah kepada si pemakai, yang bisa menghilangkan rasa sakit - menyeimbangkan aura yang ada pada diri seseorang - membuka bintang cerah kehidupan yang bersinar - memberikan kebaikan-kebaikan  bagi si pemakai. 
Keempat, adalah Sebagai Sunnah Nabi
Kata Nabi disunnahkan menggunakan cincin dari bahan-bahan yang terbuat dari perak - kemudian beliau memperkenankan  hukum makruh biila seseorang memakai cincin yang terbuat dari besi-baja - dan terakhir beliau tidak memperbolehkan /  haram hukumnya  seorang laki-laki memakai cinncin dari bahan yang terbuat dari emas. Adapun khotam-Nabi /cincin yang nabi kenakan  bertuliskan nama  Muhammad (satu baris) Rosul (satu baris dibawahnya) nama Allah (satu baris dibawah paling akhir). Dimana Nabi menggunakanya khotam/batu cincin  untuk stempel kenegarawanannya, biasanya kanjeng nabi mengenakan khotamnya di jari manis sebelah tangan kanan beliau dan makruh bila cincin yang dikenakan di sebelah tangan kiri.

Bagaimana kita mensikapi uraian diatas ? mengambil langkah seribukali utuk lari tunggang-langgang ataukah kita ikut menjadi bahagian dari mereka sebagai penggemar / collector batu-akik karna memberikan pemasaran dan meraup pundi-pundi uang yang spektakuler, atau mampu memberikan kebaikan-kebaikan istimewa dan pencerahan, apa hanya sekedar untuk mengikuti sunnah junjungan nabi mencari kesunahan atau mungkin untuk alasan-alasan praktis lainnya.  Akan menjadi  sebuah pilihan untuk memperoleh sebuah batu-akik yang akan  kita memiliki ini agar tidak terjerembab kedalam lingkaran-booming bunga-bunga gelombang-cinta - monyong si-louhan - pernik mutiara si-arwana - kini mereka tiada bekas,  sementara dimana ada gelegak sebuah lingkaran-dawair yang tidak menentu  dan tidak berkelanjutan berhenti dipersimpangan jalan berbuntut limbung dan akhirnya mati ditengah jalan. Seakan bagai pepatah mati satu tumbuh seribu,  lain dari-pada yang lain dengan batu-akik dewasa ini,  mewaspadai hempasan aroma-arus deras thornado dari sebuah trend batu-batu bacan  yang bermunculan diberbagai daerah apa yang kita bisa ? masih akankah ada lagikah penganti-pengganti setelah bebatuan yang melingkar di jemari sudah akan berlalu atau masih exsis karna batu yang kita pakai adalah memiliki bandrol dan berpajak, so memberikan macam-macam investasi untuk masa depan. Lisensi ini yang mengapa batu - akik mulia akan tidak tereliminasi dengan yang lain yang tiada berpajak. penetapan pajak Direktorat Jendral (Ditjen) pajak hingga saat ini masih mengodok soal pajak yang dikenakan batu akik.

Kemudian keputusan apa yang ada dibenak kita apabila memakai batu-akik yang  mengedepankan dengan alasan klasik/mistik berdalih bahwa ada di dalam batu akik ada sesuatu yang bertuah, sebuah bumbu-bumbu penawaran seseorang agar tertarik untuk bergairah memiliki karena batu yang di miliki punya daya-pancar magic, apakah hal ini akan lebih menyelamatkan tantangan aqidah seseorang karena bercampur syirik-khofy,  ini berpulang ke idividu masing-masing dengan  niatan akan diberhalakankah batu-akik yang dikenakan atau tidak memperdulikan esensi batu tersebut,  lagipula tidak semua batu memiliki daya pancar-magic kalau tidak di usahakan (upacara tirakatan). Ada sebuah tawaran bagaimana kita semua memiliki dan memakai batu-akik yang kita sukai dengan  enjoya aman-aman tidak akan tersusupi aqidah yang merusak sedikitpun dan ini adalah sebuah tawaran keren. Kita tetap ikut-ikutan mengenakan batu-cincin akik-giok-coral sebangsanya dengan syarat-hobby dan Tafa'ul-Nabi (tafa'ul = mengharap sesuatu yang baik) tafa'ul-nabi artinya adalah mengikuti nabi dengan memakai khotam / batu akik, karnanya beliau pernah memakai khotam/batu akik berwarna hitam dari (Habasyah-Etiopia) kemudian sepeninggal beliau secara bergiliran khotam-nabi dipakai secara bergiliran oleh khulafaur rosyidin yaitu (Umarubnul Khottob-Usmanubnul Affan-Ali bin Abi Tholib Karromallahu Wajhahu). Dengan nawaitu memakai batu-akik dan semata-mata untuk mendapatkan jalan berkah (nunut tindak lampahe kanjeng-nabi) lillahi ta'ala , walaupun demikian khotam nabi pada zamannya digunakan untuk tanda beliau dalam menjalankan roda kepemimpinanya, kita sebagai umatNya untuk menjunjung tinggi akan mutiara - mutiara sunnah beliau sampai waktu berakhir.   fadholi11@gmail.com       
  

Kamis, 05 Maret 2015

Sabarmu Adalah Jati-dirimu DenganNya

 Sabarmu Adalah Jati-dirimu DenganNya

Bermula saat SKS (Semarak Kreasi Siswa)  oleh kejadian yang mengharu-biru tiada mampu terhindarkan dari balak yang menimpa, meninggalkan kepiluan yang mendalam siapapun orangnya semua berkabung tak terkecuali,  itulah penggalan ujian-kehidupan manusia nan beraneka-ragam terpaan yang menimpa masing-masing hambaNya, mampu bertahankankah mengarungi bahtrera kehidupan kita hingga saat yang ditentukan, ataukah mampu menghindar dari jeruji-jeruji taqdir yang sudah ditata rapi dan tinggal kita menanti apa yang telah terjadi nanti. Akankah sesuatu musibah apapun namanya yang tak terhindarkan menimpa kita, kemudian harus terkungkung berkepanjangan,  tak mau menerima apa yang menjadi bahagian-bahagian  mereka atau menyalahkan diri-sendiri dengan mencabik-cabik raut muka mencakar seluruh tubuh bahkan menghardik akan ketentuan-ketentuanNya disana,  apakah kita lupa ?  bahwa rangkaian itu semua adalah ujian-ujian  yang harus kita kerjakan, apa dan bagaimana kita harus menyelesaikan soal-soal itu. Hanya satu-satunya yang kita bisa lakukan dan kerjakan yaitu dengan kesabaran - ketaqwaan kepadaNya. Dialah yang mengurai coba dengan cobaan yang tiada melampaui batas dari kemampuan hamba-hambanya. 
Mengapa sabar merupakan jati-diri kita untuk menuju Rabb ?  
Sesuatu yang menggelitik di benak kita adalah kita akan titantang seberapa jauh  keyakinan kita dilevel sabar
yang tak terbatas ini.  
Sabar Sebagian Dari Pada Iman
Segala sesuatu musibah yang terjadi tak terkecuali semua atas izin dari Allah Azza Wajallah, ini yang harus dipegang teguh bagaimanapun kejadian musibah adalah sudah digariskan dan sudah menjadi ketetapan dari buku induk yang sudah tercatat disana., apabila keyakinannya condong dan cobaan itu berasal dari Allah dan pasrah rela/ridho akan takdir yang diberikan Allah atas dirinya.   maka Allah akan mengganti bencana itu dengan kebaikan-kebaikan yang nyata. selayaknya keimanan seseorang diuji seberapa jauh ketabahan dan taat mereka dengan sang kholiq. dengan keimanan atas musibah ini Allah akan memberikan   sebuah petunjuk kedalam hatinya / hidayah berupa naungan dari Allah, "gusti-allah bakal ndudohno dalan padang /mernahake marang wong sing do kesusahan " (Allah akan memberikan jalan terang dan memberikan petunjuk bagi orang yang mendapat musibah)  yang  karenanya Allahlah  maha mengetahui segala sesuatu.  
Ada 77 (tujuh puluh tujuh) cabang keimanan seseorang yang paling utama adalah mengucapkan La ilaha illa Allah dan yang paling akhir adalah menyingkirkan duri-duri di jalan. dan sabar merupakan urutan yang ke 20 dari tujuh-puluh tujuh cabang keimanan. (Askhabus-shittah), imanmu adalah sabarmu,  imanmu adalah menahan-menghadang dari segala musibah yang berkepanjangan dan itu akan lebih mendekatkan diri sedekat mungkin dengan gusti, mengapa demikian ? segala gerak gerikmu tingkah perbuatanmu akan terpenuhi degan igauan dzikir sirri illallah (dzikir rahasia dengan Allah) selalu tanpa lepas berseru mengagungkan namaNya. matamu digunakan untuk berdzikir, di tanganmu selalu berdzikir dengan tasbikh, tak bosan-bosannya berhari-hari berbulan-bulan bertahun-tahun berwindu-windu hingga otak kita terasa kering untuk selalu  berdzikir memohon maaf mendoakan keharibaan robbul izzati.
Sabar Sebagian Dari Orang-Orang Yang Benar
Mengapa sabar adalah termasuk orang-orang  yang berlaku benar ?  Pertama, membenarkan bagi mereka kepada  orang-orang yang melakukan bahwa ibadah yang ia lakukan tiada lain hanya kepada Allah dan bukan selain sesembahan mereka, melakukan rangkaian ibadah sesuai tata-cara yang dilakukan secara terus menerus tanpa meninggalkan waktu yang ditentukan yaitu mengerjakan sunnah-wajibah, orang yang demikian  membenarkan bahwa ini adalah sabar dalam ibadah.   Kedua,  membenarkan bagi mereka terhadap kehidupan dunia ini, bahwa dunia yang fana ini bukanlah tujuan-utama bagi mereka akan tetapi dunia ini sebagai sesuatu jembatan untuk menuju akherat kelak, addunya mata' (dunia adalah kesenangan) walauppun demikian kita tidak boleh terkungkung akan gemerlapnya dunia sehingga melalaikan tugas-wajib  kepada perbuatan-perbuatan untuk akherat kita, Ketiga, membenarkan bahwa perbuatan amar-ma'ruf-nahi-mungkar adalah perbuatan yang harus dilakukan dalam setiap langkah untuk berbuat yang baik dan menjahui dari perbuatan yang tercela, mereka ini melakukan dengan iklas untuk sabar dalam ma'ashi yaitu membenarkan dalam hatinya bahwa ini adalah sabar dalam perbuatan ma'siyat/tercela, walau hal ini sangat berat karna godaan-godaan di luar selalu pergi - datang - berganti  menerpa kita.
      
Sabar Akan Kebersamaan Dengan  Allah  
Yang dimaksud Allah beserta orang-orang yang sabar disini adalah maa'as-shobirin  =  yang berarti Allah bersama dengan orang-orang yang sabar atau bersifat ma'iyyah = kebersamaan, kebersamaan ini memberikan artian yang explisit (jelas) bahwa ilmu Allah dan kekuasaanNya meliputi semua mahluk diseluruh alam jagat raya ini. Kebersamaan dalam artian implisit (arti tersirat) bahwa setiap perbuatannya apapun yang dikerjakan selalu menemui kemudahan-kemudahan dan itu tidak lain hanyalah dari ma'unah dari Allah, di berikan kelancaran usahanya menuai luasnya rizqi yang diperoleh. 
Bila seorang laki-laki dan perempuan yang beriman ditimpa musibah pada jiwanya, anaknya dan hartanya sampai ia bertemu dengan Allah dalam keadaan ia tidak memiliki dosa/salah. Kalau kita melihat di dalan hadits shokhih bukhori-muslim ada 19 (sembilan-belas) tanda orang-orang yang mati syahid / mati di jalan Allah salah stunya adalah berucap syahadat diahir hayatnya,  muslim yang meninggal di sayyidul ayyam, fisabilillah / dimedan perang, dan yang terakhir ini adalah mati karena terabakar. Bila kita melihat keadaan ini mereka adalah orang-orang pilihan yang tercatat diantara sembilan-belas dari tanda-tanda syahid, dan termasuk menjadi rentetan dari daftar orang-orang yang mendapat perlindungan dari Allah.  Sesungguhnya Allah jika Ia mencintai suatu kaum maka Allah akan coba timpakan pada mereka musibah, barang siapa ridlo/rela akan cobaan Allah maka baginya ridlo-Allah, dan bagi siapa yang marah atas coba Allah maka akan datang murka Allah. Tak pelak-lagi orang jawa menghadapi itu semua dengan berlaku  "mbombrong" menghormati selama 40 hari 40 malam dan merelakan atas kehendakNya yang telah di limpahkan kepada semua mahluk atas Allah Azza Wajalla dengan memohon kemurahanNya
Allah ta'ala berfirman yang artinya :  " Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar " (Al-baqoroh : 153).           fadholi11@gmail.com.