Sabtu, 14 Maret 2015

Sebuah Dzikir-Dawam Yang Berujung Di Nafasmu

Sebuah Dzikir-Dawam Yang Berujung Di Nafasmu

Demikian celetuk yang di lantunkan oleh gus Zahry-Tamam didalam kelakar di facebooknya dengan berseloroh bahwa, tiap yang mengaku islam memang harus mengerjakan sholat tapi belum tentu 5 waktu apalagi 7 waktu dan sholat itu gampang,  yang susah itu "sholat terus" ? hal ini menjadi sesuatu yang panjang bila di rangking dalam suatu comment karna stattus yang mereka ungkap adalah sesuatu yang paling esensi, kewajiban setiap insan-mouslim mukallaf (yang bebani),  kemudian  memberi arti penting kenapa sholat begitu gampang terucapkan dan begitu sulit utuk menjaga dan menjalankannya. Yang menjadi pertanyaan serius adalah bukan di gampangnya-sholat  bukan di susahnya-sholat akan tetapi di pertanyaan (sholat yang terus-menerus) bila di lirik kita bisa menangkap disana ada dua jawaban sekaligus yaitu ; pertama "sholat - terus" yaitu sholat yang dilakukan dengan terus menerus yang berkelanjutan sesuai waktu-waktu yang yang telah ditentukan seperti sholat maktubah,  dan harus dijalankan dengan tartib menurut aturan-aturan syar'i tanpa ada waktu yang tertinggal dan terhenti tanpa mengqodlo sholat, sedangkan jawaban kedua adalah maksud sholat disini adalah sholat beristilakhi do'a - dzikir,  sebut saja menurut pemahaman kita sebut dengan dzikir-dawam (sholat-dawam) is dzikir yang dikerjakan secara kontinyu bersambung sepanjang masa tak terputus hingga akhir hayat kita, adalah sebuah cara dzikir yang alami dilakukan dengan penuh perhatian penghayatan yang hadir pada diri-sendiri  tanpa henti, tiada memperdulikan dimanapun tempatnya hempasan dzikir tetap dilakukan tanpa memikirkan situasi dan kondisi, itulah dzikir-dawam dzikir yang berkelanjutan tanpa mengenal kurun waktu dan tempat, dalam keadaan terjagapun dzikir akan selalu menggema disetiap langkah, mengapa dinamakan dengan syarat dzikir-dawam,   apa isi bacaan dzikir-dawam itu, apakah nabi pernah memerintahkannya dzikir-dawam ini?

Dzikir Dawam Dengan Nafas.
Dzikir dawam (dzikir yang dilakukan secara kontinyu) terus menerus dengan tanpa henti, baik menggunakan hitungan biji tasbih atau tasbih digital juga bisa semacamnya untuk menhitung bilangan-bilangan dzikir yang sudah ditetapkan, atau menggunakan guratan jari-jemari yang dihitung berulang hingga mencapai hitungan tertentu, atau juga menggunakan biji-biji dari tanaman2 mungkin batu kecil / kerikil yang kita bisa dapati dihalaman rumah kita  dan banyak lagi lainnya, begitu juga kita bisa menggunakan keluar masuknya nafas kita,  yaitu nafas yang kita hirup dan  nafas yang kita keluarkan lewat hidung. Ini adalah sebuah methode kita untuk berdzikir dawam dengan melepaskan dan mengeluarkan nafas dengan keadaan kesadaran penuh,  mengingat Allah dengan sadar bahwa dialah yang menjadi creator seluruh planet - dunia dan seisinya dengan segala ciptaannya.  Dengan menggunakan indra penghirup udara yaitu nafas kita tidak perlu menggunakan biji-biji tasbih  dan ruas-ruas jemari akan tetapi dengan menggunakan  nafas dari hidung dan mengeluarkan nafas dari paru-paru beserta hati sebagai pengendalinya,  berdzikir dengan nafas  yaitu kita isi  nafas itu dengan kalimat-kalimat dzikir dengan kalimat-kalimat dzikir tanpa berbilang berpuluh-dzikir beratus-ratus dan beribu-ribu bahkan berjuta milyar-dzikir tanpa kita jumlah hitungannya bahwa dzikir ini akan selalu ada pada saat kita bekerja, pada saat kita melakukan perjalanan jauh,  pada saat kita melalui pematang dan melihat keindahan alam pegunungan juga  menyaksikan keagungan-keindahan pantai lainnya, menyaksikan tv,  keadaan  belajar tetap kita berdzikir tanpa kita perintah, dimana orang yang selalu berdzikir dan  mendawamkannya tak akan bisa lepas sampai sepanjang masa. setelah kita bisa melakukan rangkaian ini siapapun orang akan mendapati dan bisa mencicipi begitu manis-legitnya agama yang kita peluk selama ini.
    
Kaifiyah Dzikir-Dawam.
Mengapa kita mengingat Allah dalam keadaan sadar, apakah membaca kalimat syahadatain ketika mualaf (masuk islam pertama kali) dengan fikiran sadar, mengerjakan semua  rukun islam - mempercayai semua  rukun iman harus kita lakukan dan mengerjakan dalam keadaan sadar ? untuk melakukan dzikir-dawam metode sadar diperlukan, seperti tauladan yang dipaparkan seorang kyai yang memerintahkan 10 (sepuluh) santrinya untuk menyebelih seekor ayam dengan syarat tidak ada orang lain yang mengetahuinya, syahdan dimana  semua santri didapati ditangannya penuh dengan sayatan ayam-mati dan darah,  hanya seorang santri yang tidak bisa melakukannya karna tidak ada tempat yang terlihat oleh orang lain terkecuali Allah beserta hambannya, butir sadar disini adalah bahwa kita sadar bahwa sang pencipta tidak jauh dari kita. bisa kita  lihat firmannya  "Dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya" (QS . Qof : 16)     
Membaca bacaan dzikir-dawampun demikian harus melakukannya dengan sadar, dilalui dengan memulai menghirup udara  melalui nafas hidung  / sedot nafas kemudian  hati berucap Hu..... (dia Allah)  kemudian mengeluarkan nafas melalui rongga hidung seraya  hati berucap ......Allah. atau kita bisa menggunakan kalimat toyyibah laa ilaa ha illallah, juga bisa berdzikir tasbih dan banyak lagi kaifiyah-kaifiyah dzikir yang disukainya. Satu nafas satu dzikir  -  Sebuah latihan olah-diri yang mungkin hanya orang-orang tertentu saja yang memilikinya dan hanya orang-orang yang dibukakan cakra-nya yang punya dzikir ini dan bisa bertautan dengan dzikir,  akan tetapi sudah menjadi suatu kebutuhan bahwa dzikir-dawam ini semua orang awwampun bisa dan harus memilikinya tanpa terkecuali, untuk selalu berdzikir ila robby,  sepanjang cakrawala mengintasi angkasa untuk selalu mendawamkan dzikir - dzikir-dawam.  Bagi yang gemar berolah raga pernafasan hal ini tidak asing lagi untuk melakukan rangkaian methode tersebut, karna setiap langkah gerakannya dibiasakan untuk selalu ingat dzikir dan selalu mempraktekkan baik didalam dan diluar latihan.   Inilah cara walisongo untuk mengusir penjajah ditanah air yang kita cintai ini, tanpa menggunakan senjata laras panjang cukup dengan bambu runcing dan berharap ma'unah / pertolongan dari Allah semata.  

Dzikir-Dawam Nabi . .
Nafas itu suatu jauhar yang masuk dan keluar dari badan, sehingga apabila menjadi kurang ilmunya maka ia akan jahil namanya. Anfas tidak masuk dalam tubuh dan tanaffus tidak keluar dari pada badan sedangkan nafas itu masuk keluar lewat badan.  Hidup setiap manusia dalam dunia itu adalah dengan nafas dan hidup setiap manusia itu didalam akherat adalah dengan tanaffus.Artinya nafas disini adalah organ metabilisme yang fital  dalam tubuh dimana keluar masuk udara  lewat mulut kita, nufus adalah yang keluar masuk melewati kedua rongga hidung kita, anfas dimana keluar masuk udara lewat kedua belah mata,  dan tanaffus udara yang keluar - masuk melalui telinga.
Rangkaian antara nafas-nufus-tanaffus-dan anfas mempunyai dzikir yang berbeda-beda penulis hanya memberikan methode dzikir dawam nafas-nufus dengan menggunakan Hu-Allah - kalimat thoyyibah  sedangkan ke anfas dan tanaffus ada rangkaian dzikir-dzikir tersendiri yang lebih terperinci dan banyak lagi kegunaan dan manfaat disana, adapun  manfaat  disetiap dzikir nafas - nufus adalah disamping menjaga kebugaran tubuh kita menghilangkan ion-ion negatif / mengobati tubuh dari rasa sakit, dengan menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan zat lemas/karbondiogsida (CO2) tubuh akan terasa fit bugar sepanjang hari - juga mempunyai investasi akherat dengan melakukan dzikir-dawam. walaupun kita melakukan dengan sedikit demi sedikit akan tetapi kalau kita menjadikan dzikir-dawam menjadi sebuat habitually-kebiasaan tidak ada alasan bawa hal ini yang di senangi oleh Nabi bahwa - amalan manusia yang penting adalah bukan banyak atau sedikit, akan tetapi " sebaik - baik amalan ialah yang senantiasa istiqomah dilakukan sedikit langgeng dan terus menerus demikian dzikir-dawam ini.   Agar hidup kita di dunia tidaklah sia-sia monggo ikuti jejak-jejak suci beliau termasuk bersibuk diri dengan melakukan dzikir-dzikir dawam melalui gerakan-gerakan pernafasan atau mencari kesibukan dengan barang yang berguna.  Apa yang disabdakan   Nabi  " Barang siapa yang keluar masuk nafas dengan tiada dzikir maka sia-sialah ia"  Ini mengapa menjadi mungkin untuk kita tela'ah dan menjadi sesuatu tadabbur dimana  perenungan yang menyeluruh untuk mengetahui masksud dan makna dari suatu ungkapan secara mendalam termasuk mengetahui makna dari ungkapan sebuah dzikir-dawam yang berujung di nafas-nufus tanaffus dan anfas adalah sesuatu yang tiada sis-sia adanya. fadholi11@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar