Minggu, 05 April 2015

Puasa Rajab Sebagai Latihan Hadapi Romadlon

Puasa Rajab Sebagai Latihan Hadapi Romadlon

Sudah menjadi tradisi bulan rajab-rejeb atau dikenal dengan rajaban - rajabiyah  sebelum tanggal 1 rajab  pada waktu subuh mengadakan selamatan berbondong-bondong membawa berkat-makanan ditaruh diancak sebuah wadah segi empat terbuat dari pelepah pisang yang di anyam dengan bilahan bambu disuguhkan untuk tabarrukan mengambil berkah dari doa-doa rajab handai tolan bapak - bapak ibu-ibu tak terkecuali remaja anak-anak memadati mushollah mengangkat tangan berdoa bersama menyongsong bulan rajab yang mulia, shubuh bergema do'a selesai imam memberikan ular-ular tausiyah seputar bulan rajab dan terakhir do'a - seperti doanya Nabi di waktu tiap-tiap bulan rajab " Allahumma  bariklana fi rojaba wasa'bana wabariklana fi romadlon " (HR. Anas Bin Malik). Sebuah pemandangan yang tak bisa digantikan dengan apapun ngejalani dengan suka rela  tak ada tekanan melakukan prosesi doa-doa rajab yang sudah sejak dari dahulu turun temurun  nenek moyang kegiatan ini dilakukan secara terus menerus tak mengenal letih dan tak ada sebuah tata cara yang  memberikan kekentalan kekerabatan sesama selain rajaban ini. Rajaban di lingkupanku, rajab ditempatku adalah bulan untuk menyembelih kambing (Athirah) kemudian mengadakan selamatan-selamatan untuk mengirim para arwah yang mendahului dengan bermulakan bacaan surat ikhlas dan tahlil berikan do'a agar para arwah yang telah mendahullui mendapatkan tempat yang layak disisiNya. Kegiatan penyembelihan hewan (Athirah) ini  berlangsung lama dan bergantian antar warga satu dengan warga yang lain selang waktu yang ditentukan masa berganti masa, era athirah berganti dengan sesuatu yang lain, begitu adanya  jebolan generasi tiga serangkai kyai muda,   menghubahnya menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih sederhana karana di tengarai kegiatan athiroh ini penuh dengan syarat dengan kemampuan finansial seseorang hanya orang-orang yang mempunyai kocek tebal yang bisa melaksanakan prosesi ini, lambat laun acara pemotongan hewan di alihkan dengan kegiatan limolasan (15-an)  dengan kegiatan-kegiatan lain yang lebih bermakna, dengan tanpa mengurangi isi dari kandungan pelaksanaan rutinitas bulan rajab yang juga kegiatan mencakup didalamnya berisi tahlil - tahmid - takbir - sholawatan-istighosah - dan ditutup dengan mauidloh hasanah disambung dengan do'a penutup. Walau didalam perjalanannya sempat terjadi pro-kontra antar warga akan tetapi terlihat unggah ungguh orang timur ini lebih suka mengedepankan senyum yang terlihat digigi-gigi mereka  membuahkan sesuatu yang terbaik untuk limaslakhatil-ummah,  para kyai-pun sepakat untuk memberikan yang terbaik hingga perkumpulan 15-an yang dirintis  tetap exsis dihati warga hingga sampai sekarang.  Ini adalah awal dari bulan rajab yang memberikan expresi kecil dari sudut lingkup desa dengan segala exses pelik permasalahan dan  memberikan pengaruh yang besar atas datangnya bulan-bulan arba'atul khurum itu. Sepanjang perjalanan kita tak ada halangan untuk melakukan puasa-puasa bulan rajab,  walaupun ada sandungan  pertanyaan dari benak mereka sejauh mana pengertian mereka tentang bulan rajab yang mana hujjah dan hadis yang di temui dari pelaksanaan bulan rajab ditemui berjuntai hadist-hadits dari perowi-perowi yang lemah dan terputus. Sebuah batas untuk melakukan kegiatan ibadah yang maju mundur untuk focus melakukan puasa ataupun ibadah didalam bulan-bulan rajab. Apa yang harus diperbuat untuk tetap dan terus melakukan ibadah-ibadah secara khusuk dan tanpa ada embel-embel keluar dari garis-garis syar'i yang telah di tentukan di saat melakukan perjalanan waktu untuk menuai pahala-pahala bulan rajab.
Allah berfirman  : "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah 12 bulan dalam ketetapan Allah diwaktu menciptakan langit dan bumi, diantara empat bulan haram  itulah ketetapan agama  yang lurus (QS. Ataubat : 36)
Bulan Rajab Yang Unik
Bulan rajab memiliki nama lain yang banyak diantaranya adalah syahrullah (bulan Allah) bulan a'shommu (bulan tuli) bulan dimana tidak mendengar atau tidak akan mendengar apabila hambanya melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik, mengapa bulan ini  di sebut dengan bulan tuli bulan yang tidak mendengarkan dan hanya perbuatan-perbuatan yang baiklah dari hamba-hamba Allah yang tertuang dan dilaporkan amaliah-amaliah kurun waktu dalam laporan kitab amal perbuatan selama setahun kepada sang Kholiq. Seperti kutipan yang ada di majlisul-abrar bahwa bulan rajab memberikan artian yang unik dan cantik bahwa mempunyai  rajab mempunyai initial bahwa  :         
Bulan rajab mempunyai rangkaian huruf berbanjar yang berkait yaitu huruf - Ra- mempunyai arti (rahmat Allah) huruf  Ja'- (dosa dan ma'siat hambanya) huruf  Ba- (menunjukkan barokallah) memberikan artian bahwa Allah berfirman : Hai hambaku ! Aku telah menempatkan dosa dan ma'siat mu diantara barokah dan rahmatKu,  maka tidak akan dicatat bagimu dosa ataupun ma'siat karena kehormatan bulan rajab. (Majalisul-Abrar)
Hal ini bukan berarti kita yang mengerti akan esensi bulan rajab dengan serta-merta untuk dengan gegabah melakukan  perbuatan-perbuatan yang tidak berbuah kebaikan, karna aji-mumpung bulan tuli yang  penuh dengan rahmat - menghadapi bulan rajab tidaklah demikian memperlakukannya, akan tetapi haruslah senantiasa memperbanyak  mengerjakan yang lebih baik dari sesuatu yang terbaik dari bulan sebelumnya bahka harus mengedepankan kwalitas amalan yang lebih baik. Ada hukum kausal disini hukum sebab akibat yaitu dengan mengerjakan kejelekan saja seseorang tidak diperlihatkan amal sekecilpun yang dilakukan dihadapan Allah apalagi mengerjakan perbuatan-perbuatan kebajikan, dimana akan mendapatkan pahala yang berlimpah dan berlipat ganda. Mengapa bulan yang baik ini memberikan penghapusan dari perbuatan dosa dan ma'siat menjadi suatu barokah dan rahmatNya, Ini memberikan sinyal arti yang lebih istimewa kepada kita pertama, mengapa ada penghapusan dosa dan ma'siat di bulan rajab ini sebagai hamba-hamba yang disayang karna sifat maha rohman Allah, yang kedua karna maha rokhimNya kita diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menghadapi bulan-bulan suci ramadlan kedepan. Dengan demikian untuk memasuki bulan suci kita memang benar-benar bersih dari perbuatan-perbuatan dosa dan ma'asyi bersih lahir-batin dari noktah noda dan menjadi insan yang kamilan (sempurna) menyongsong bulan yang penuh dengan ampunan yaitu bulan ramadlan.

Kedloifan Hadits Sebagai Fadloilul A'mal  
Seperti hadis yang menjelaskan keutamaan puasa rajab yang dloif dengan kedloifannya tetap diamalkan dalam hal fadloilul a'mal, akan tetapi  hadits-hadits yang maudlu' yang diriwayatkan terkait keutamaan-keutamaan bulan rajab haruslah berhati-hati menela'ahnya.
Rajaban adalah bulan-bulan seperti bulan lainnya, bulan rajab adalah bulan ke tujuh dari penanggalan islam (hijriyah) dan termasuk salah satu bulan yang diagungkan oleh Allah syahrullah alashommu (bulan Allah yang tuli) merupakan bulan arba'ah ashurul khurum yaitu empat dari bulan yang di haramkan diantaranya (dzulqo'dah-dzulhijjah-muharrom-rajab)  empat bulan yang diharamkan melakukan peperangan pada zaman nabi. bulan dimana kita diingatkan dengan peristiwa isro' mi'roj dimana peristiwa ini nabi diperintahkan langsung mengenai sholat lima waktu, dan anjuran nabi untuk melakukan amalan-amalan puasa sunnah dibulan-bulan empat yang ditentukan. Nabi bersabda : " puasalah pada bulan-bulan haram (mulia)" (HR.Abu Dawud , Ibnu Majah dan Ahmad).
Ada beberapa hadits untuk sebagai perangsang dalam menjalankan puasa pertepatan pada bulan april hari senin tanggal 20 april 2015  melakukan puasa mulai hari pertama sampai hari ke sepuluh yaitu berakhir hari rabu tanggal 29 april 2015.  Menukil dari kitab Durrotun Nashikhin hal.90 ada  7 (tujuh)  keistimewaan melakukan puasa dari hari 1 s/d 10 di bulan rajab  1. Puasa  sehari laksana puasa 1 bulan  puasa 7 hari ditutup 7 pintu jahannam , bila puasa 8 hari akan dibukakan 8 pintu surga dan puasa 10 hari Allah akan mengabulkan semua permintaannya. (HR. Athobroni). 2. Barang siapa yang berpuasa pada tanggal 27 rajab Allah mencatatnya orang yang puasa 60 bulan. (HR. Abu Hurairoh). 3. Puasa 7 hari pada bulan rajab pintu neraka akan ditutup baginya. 4. puasa 8 hari akan dibukakan pintu syurga baginya. 5. puasa 10 hari baginya akan terhapus dosa-dosanya diganti dengan kebaikan. 6. puasa 10 hari pada bulan rajab akan mendapatkan sungai rajab yang warnanya lebih putih dari susu. rasanya lebih manis dari madu barang siapa berpuasa sehari saja dalam bulan rajab akan disuguhkan oleh Allah dipancaran percikan sungai-sungai  rajab yang agung.   

Bulan Rajab Sebagai Latihan
Nabi menganjurkan puasa hari senin kamis - menganjurkan puasa 3 hari pada hari bidh puasa sararusy sahr yaitu puasa pada awal bulan  - pertengan bulan - dan akhir bulan - puasa melatih diri dari menyambut bulan ramadlan. Selain bulan rajab yang agung ini  memberikan rahmat sekalian alam, bulan ini memberikan kepada kita sebuah tadribaat - atau latihan fisik-non fisik untuk menghadapi bulan-bulan puasa ramadlon, agar dalam menghadapi puasa sebulan penuh agar tidak ada halangan-halangan yang berarti, latihan ini memberikan kejernihan kepada kita untuk tidak kalah sebelum bertanding dan mempersiapkan secara prima karna sebelumnya sudah melatih dengan puasa-puasa di angka 10 hari bulan-bulan rajab, dan juga melatih diri dengan berpuasa sunah senin-kamis yaitu puasa yang dianjurkan oleh nabi, juga melatih puasa di hari-hari yaumul-bidl yaitu latihan puasa di tanggal 13-14-15 bertepatan tanggal-tanggal jawa. Ada beberapa latihan puasa daud yang di sukai Nabi dengan melaksanakan sehari puasa dan sehari berbuka. Ini sebuah latihan untuk menyongsong bulan-bulan ramadlan. Rutinitas puasa yang kita lakukan sesering mungkin akan memberikan kita terbiasa dan tanpa ada keluhan baik fisik maupun non fisik yang berarti sehingga untuk menjalankan puasa satu bulan penuh akan lebih siap dan kuat tanpa ada rasa mengeluh rasa gairah menurun lemas sepanjang hari itu kita tidak pernah menemui karna sebelumnya kita sudah siap menghadapi bulan-bulan ramadlan dengan penuh ampunan. Lain halnya kita tidak pernah melakukan latihan-latihan yang ada, tidak pernah melakukan puasa-puasa rajab - sungkan dengan puasa-puasa senin - kamis ogah dengan amalan puasa bidl tak pernah melakukan latihan-latihan penempaan-diri maka yang didapat akan memberikan rasa kelelahan di hari-hari pertama puasa romadlan, walaupun demikian apabila kita tidak melakukan latihan latihan sebelumnya menghadapi bulan ramadlon tetap Allah memberikan kekuatan dengan kekuatan imanan-wahtisaban ini yang memacu kita untuk selalu ikut dan melaksanakan puasa romadlon sebulan muput. 
Bagaiman setelah bersitan paparan diatas mengenai bulan rajab yang agung itu, apakah kita masih melakukan melaksanakan puasa-puasa bulan rajab dengan segala konsekuensinya, apakah puasa bulan rajab kita kerjakan untuk mendapatkan segudang pahala juga mendapatkan latihan-latihan untuk menyongsong bulan-bulan ramadlan yang suci juga meraup pahala yang lebih besar lagi atau masih menimbang-nimbang mempelajari mengkaji dan menghabiskan waktu-waktu dengan menjadi penelusur pendapat-pendapat ulama' - ulama' contemporer dengan sibuk menilai jumhur hadits-hadits sehingga kita ciut untuk melaksanakannya puasa rajab atau bahkan untuk menafikannya. Ada beberapa fatawi yang memberikan kesejukan untuk melaksanakan puasa di bulan istimewa bulan rajab denga tanpa ada beban untuk mengerjakan puasa-puasa sehari-dua hari-tiga hari -empat hari - lima hari sampai sepuluh hari, nabi memberikan kelonggaran kita tidak melaksanakan puasa rajab sebulan penuh sebagaimana bulan ramadlon karna, Umar Bin Khottob memberikan sinyalemen akan bulan rajab dijadikan bulan sakral oleh kaum jahiliyah sehingga dengan tanpa mengurangi keagungan bulan rajab maka nabi disunnahkannya puasa bulan rajab ini. Seperti apa yang terdapat pada sebagian dewan fatwa Yordania memberikan bentuk lirikan fatwah bahwa  :       
Dewan fatwa Yordania pendapat jumhur ulama' dikalangan hanafiyah - malikiyah - syafi'iyah dan sebagian dari Hanabilah menyebutkan puasa sunah pada  bulan rajab sebagaimana disunahkan pada ashurul khurum yakni bulan-bulan yang dimulyakan (muharrom-dzul qo'dah-dzul hijjah dan rajab). Majelis Ulama' Indonesia-pun memberikakn fatwa yang tiada jauh berbeda. fadholi11@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar