Sabtu, 28 Februari 2015

Melongok Syair2 Kiyai Kharismatik

Melongok Syair2  
Kiyai Kharismatik

Masih hangat diingatan kita saat waktu kecil hinga remaja terasa lekat sair-sair yang mengalir setiap kali mengikuti kumpulan/pengajian idaroh/bergilir antar pondok/mushollah yang dilakukan  seminggu sekali dihari senin secara periodik sampai sekarang, saat tiba waktu yang ditunggu-tunggu syair-syair itu muncul memakai bahasa seadanya tapi cara menyuguhkan dengan lagu membuat terasa bak di timang-timang tak lagi suntuk-ngantuk ataupun galau,  salah satu penggalan syair jawa itu adalah " ngaji iku gede banget ganjarane, ning akhirat gampang mlebu suwargane, kabeh manuk pada jaluk'ke ngapuro, hinggo iwak kabeh ingkang podo manggon ning segoro"    (belajar itu banyak pahalanya, di akherat memudahkan kita masuk surga, semua burung memintakan maaf, hingga belalang dan ikan yang di samudra juga memintakan maaf kepada orang yang ikut dalam ngaji/ belajar). Tanpa diperintah kita menjawab dengan solawat-solawat yang dihadiahkan/diberikan kepada junjungan kita kanjeng nabi Muhammad Saw berikut lagu dan cengkok yang sama, anjuran untuk kita selalu dan selalu belajar sangat di tekankan di sini,  jangan sampai semua insan baik laki-laki dan perempuan untuk tidak- tidak belajar. Kewajiban belajar adalah berhukum fardlu ain /kewajiban semua manusia karnanya diwajibkan mencari ilmu dari ayunan ibu sampai ke liang lahat. Mencari ilmu bisa di lembaga formal-non formal, barang siapa yang mau belajar/mencari ilmu disana banyak sekali manfaat-dan pahala-pahala yang banyak. Seberapa banyak pahala belajar/mencari ilmu disana ?
Dengan serta-merta Kiyai membentagkan jari-jemarinya menghitung seberapa jumlah manfaat ngaji/belajar

Pertama,  mencari ilmu belajar / cara pesantrennya adalah ngaji kitab gundul/kuning atau pengajian umum lainnya  itu mendatangi acara pengajian  sekali saja,  bagaikan kita mengerjakan sholat sunah 100 rekaat, apakah masih ada orang yang bisa dan menyempatkan untuk mengerjakan sholat sunah 100 rekaat dalam satu gebrakan? akan sepanjang malam bila rekaat-demi rekaat harus dilakukan, apabila ada dialah orang-orang yang berinitial  ikhsan-mukhlashin. Mereka mengerjakan sholat sepanjang malam dengan berbagai niatan sholat sunah yang tersusun rapih, di angka 20 rekaat pertama mereka mengerjakan sholat sunnah taubat, 20 rekaat yang kedua mengerjakan sholat sunah tahajjud, 20 rekaat yang ketiga mengerjakan sholat sunnah hajjat, 20 rekaat ke-empat mengerjakan sholat nawafil tarowih, 14 rekaat ke-lima sholat sunah yang terdapat di sholat wajib dan yang 6 rekaat lain-ya di antara dukha dan sholat witir. Cukup membutuhkan waktu untuk taqorrub kepadaNya, berbeda sekali bila kita  mengikuti pengajian/ngaji dengan mengikuti 1-2 jam saja pahala-pahala yang banyak itu kita dapatkan dengan mudah kita gapai,  mengapa demikian ?  bertanyalah kepada rumput yang bergoyang, dan itu memang  benar nyanyian yang dilantunkan oleh Ebit Gad, "sabbakha lillahi ma fis-samawati wama fil-ardli" sesungguhnya semua hewan-binatang-tumbuh-tumbuhan yang berada dibumi dan dilangit berucap tasbih kepadaNya. 

Kedua,  bahwa ngaji/belajar memiliki pahala sama dengan sehelai rambut,  dimana sehelai rambut  itu value/nilainya seperti pahalanya satu nabi /sesosok nabi, padahal tumbuhnya rambut ada dimana-mana dari ujung kepala sampai ujung kaki ditumbuhi rambut, kita tidak bisa menghitung pahala yang satu ini, pahala yang diberikan lain dari pada yang lain, pahala yang diberikan lewat belajar ngudi kaweruh ini, akan merugi bila kita hidup didunia ini tanpa menyempatkan diri untuk andil/ikut serta mengambil bagaian rutinitas belajar dalam rangka mencari ilmu. apalagi tertinggal pelajaran kemudian absen tidak mengikuti pelajaran karena disetiap bab-bab disana ataupun pasal-pasal disana dari yang disajikan saling bertautan/berurutan satu sama lain yang saling bersambung bila tidak mengikuti sekali dalam bab tertentu maka kita ketinggalan pelajaran yang didapat. 

Ketiga, akan mendapat pahala lagi apabila kita mengajak-teman, dengan mengajak akan mendapatkan dua pahala sekaligus, pahala pertama dari mendatangi majelis-ta'lim dan pahala kedua mengajak teman dimana pahala teman  yang kita ajak tanpa berkurang sedikitpun dari pahala yang didapat teman kita, begitu sebaliknya apabila mengajak perbuatan yang menyesatkan dia akan mendapat dosa sebanyak orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun. Hendaklah kita mengajak kebaikan dari keluarga terlebih dahulu putra-putri karnanya dialah sebagai  pertanggung-jawaban  juga amal perbuatan akan dimizan,  pahala sebesar dzarroh-pun dipertontonkan disana,  ada tiga amalan yang terputus kecuali tiga yang masih mengalir dialah sodaqoh-jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak putra-putri kita yang selalu mendo'akan kepada kedua orang tuanya. 

Sebuah plot yang dipaparkan, belum lagi berfikir panjang - kini sudah terlontar sebuah syair yang molankolis memecah kebuntuan suasana dengan gaya bahasa khas lagu itu tercipta "opo maneh kathik duwe tinggalan, anak sholeh ngajine tenanan, lebar sembahyang nganthongno tangan, ndongakno wong tuwo marang pengeran" (apalagi punya keturunan anak yang sholeh belajat\r/ngaji yang sungguh-sungguh, selesai sholat bertengadah memohon mendoakan orang tua kepada Rabul Izzati"  ini syair yang bersumber dari dalil-dalil hadis  untuk memudahkan cara cerna orang-orang tua sepuh/renta dengan ditambah rebana yang unik dan khosidah menambah sejuknya mencari ilmu.  Melirik syair diatas  ada pesan yang tersembunyi tentang 3 (tiga) pahala yang tidak terputus yaitu itu, ditambah lagi segudang ulasan-ulasan tiga poin tersebut belum lagi mencontohkan sodaqoh-jariah  dan berikut contoh-contohnya, kemudian berpindah ilmu yang bermanfaat beserta contoh sejarah / riwayat shohabat yang hidup pada zaman nabi, dan belum lagi mengungkap pahala anak yang mendoakan orang tuanya, begitu panjang dan lebar uraian-uraian yang asik tak terasa jam waktu berlalu begitu cepat. Kemudian disambung lagi tentang syair-syair yang menggelitik tentang sholat lima waktu / maktubah  
" Monggo dulur sami tindak - sami tindak jama'ah sholat - ganjarane jama'ah sholat - iku pitu likur drajat, urip iro biso manfaat aning ndownyo lan akherat - sholat limang wektu kanti -wektu kanti berjama'ah " (mari teman sama melaksanakan - sama melaksanakan sholat  berjama'ah - pahalanya jama'ah sholat -itu dua puluh tujuh kebaikan, hidup kita bisa bermanfaat - di dunia dan akherat - dengan sholat lima waktu - waktu dengan berjamaah). setelah itu kita akan digirng oleh nasehat-nasehat bijak dari riwayat-riwayat shohabat nabi dan seekali sepenggal ceritra isro'mi'roj nabi tentang menjaga sholat-maktubah  yang nantinya akan dikhisab di pengadilan akherat kelak, kemudian  kiyaipun mencomot hadits dengan nada tinggi bahwa " ngamal sing dilandrat ning akherat dining Allah sing nomer siji  yaoiku sholat, mongko lamun sholate apek mongko bagus sholat/amale, mongko lamun rusak sholate ya fasad/rusak kabeh amale" (amal yang pertama kali di tanya-dimintai pertanggung jawaban pertama kali adalah sholat,  bila sholatnya baik maka beruntunglah ia dan bila sholatnya rusak/fasad sungguh buruk pula amalnya). 

Untaian-untaian yang diberikan oleh sang-kyai bukan hanya dikomoditi oleh orang-tua, kaki-kaki nini-nini kakek nenek usia senja saja,  akan tetapi remaja anak-anakpun dari semua lapisan terkena imbasnya, terbukti  si-fulan yang masuk ke neraka-jakhim dimana tiada seorangpun yang bisa menolongnya tidak ada yang memperdulikan disana, malaikat maut qiromal-khatibiin memberhanguskan mereka dengan sekali cambuk hangus terbakar bagai arang,  dua kali cambukan bagai debu berterbangan - berhamburan, malaikat bercambuk itu selalu menanyakan kepada setiap orang tentang kehidupanmu di dunia apakah digunakan untuk senantiasa mengerjakan sholat-sholatmu puasa-puasamu zakat-zakatmu  apakah sudah tahu bahwa sholatmu semua itu dapat nglebur-dowso / melebur dosa ? jawab si-fulan " kulo mboten mangertos sholat meniko saget nglebur dowso lan saget mlebet dugi surgo ya malaikat qiromal-katibin " (saya tidak tahu bahwa sholat bisa membinasakan dosa dan masuk ke surga wahai malaikat qiromal-katibiin). Pertanyaan malaikat selanjutnya adalah siapa sebenarnya si-fulan itu, hingga tidak mengetahui apa itu sholat,  dengan suara bergetar malaikatpun memerintahkan siapa bapak si-fulan sementara dia enak-enakan di dalam syurga. Ending dari semua ini adalah bapak dari si-fulan so-pasti dijebloskan keneraka mengganti kedudukan si-fulan disana. Bukti ini yang melekat di setiap orang tua untuk selalu mengedepankan pentingnya ilmu-khal  yaitu ilmu dimana kita harus mengerti apa dan bagaimana tata cara mengerjakan kewajiban dan menjalankannya, seperti cara mengerjakan sholat yang benar - niat zakat - manasik haji - dan ilmu-khal  lainnya, karnanya mengerjakan ilmu-khal itu merupakan suatu perbuatan amal yang paling utama,  itu adalah ilmu-khal / khaliyah dan wajib menjaganya.  Inilah mereka dikalangan kita sendiri menamakan para kiyai-kiyai  ini disebut dengan kiyai kharismatik memiliki kharisma daya pancar tersendiri karna ilmunya yang tinggi ada karomah disana dan hidupnya mengikuti jejak para wali Allah. Ingin mengikuti jejak mereka, Allah akan mudahkan menuju jalan ke-surgaNya Aamiin.                                                          fadholi11@gmail.com 
.
          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar